Karena dampak buruk media sosial sudah mulai berasa ,,,

Sejatinya, Media Sosial diciptakan untuk keperluan positif. awal mula terbentuknya media sosial adalah bertujuan untuk terjalinnya jejaring sosial di dunia online. ya, cita-cita dan tujuan itu tercapai.

Saya ( ayahnya riva) mulai mengenal media sosial , facebook awal tahun 2009. dan blackberry messenger pada tahun 2013 😀 . awal mula bergabung di facebook adalah bertujuan hanya ngikuti temen-temen aja. karena rata-rata mereka punya facebook. dua tahun berjalan, jejaring perteman saya di facebook sudah mulai banyak, teman-teman di facebook rata-rata teman masa sekolah dan teman kuliah.

pada tahun 2011 , saya mulai meningkatkan aktivitas saya di facebook, waktu itu, saya sedang gencar-gencarnya belajar komputer. berbagai forum dan komunitas online saya singgahi. alhasil, jumlah pertemanan saya di facebook meningkat tajam. rata-rata yang hadir di beranda facebook saya adalah teman yang se-profesi dengan saya, yaitu komputer. ini karena algoritma dari facebook itu sendiri. keadaan ini terus berlanjut hingga tahun 2014, karena tahun itu saya masih terkonsentrasi pada hobi saya, ya, komputer.

awal tahun 2015, karena kesibukan saya di dunia offline dan di kantor pastinya, saya sudah jarang dan hampir tidak pernah menekuni dan belajar mengenai komputer, saya jarang komunikasi dengan teman-teman se-profesi saya, saya jarang membaca artikel-artikel mengenai komputer dsb, alhasil, algoritma facebook membaca akun saya sebagai “manusia biasa”. disinilah awal munculnya kejenuhan saya menggunakan facebook.

Kenapa saya jenuh bersosial media online ? berikut beberapa pointnya.

  1. seperti penjelasan diatas, sewaktu saya masih aktif dan tekun belajar komputer, yang selalu muncul diberanda adalah status teman-teman saya yang se-profesi dengan saya. status-status itu memiliki potensi untuk pengembangan diri. contoh status facebooknya seperti ini : “oh, rupanya gini cara config server ubuntu” , nah, dengan membaca status seperti itu, otomatis jika saya tidak tau caranya, saya akan bertanya , atau minimal saya akan cari artikelnya di google .  sehingga saya menjadi tau. dan masih banyak lagi status-status seperti itu. sekarang ? karena saya sudah jarang berkomunikasi dengan teman-teman se-profesi. akhirnya yang muncul di beranda facebook saya hanya orang-orang galau dan ngeluh tentang kehidupannya. tidak ada salahnya mengeluh di sosial media, mungkin itu bentuk pelampiasan emosinal. karena kadang seseorang merasa lega jika persoalannya di dengar oleh orang lain. saya juga pernah ngeluh kok, hehe… . tapi walaupun bagaimana, mengeluh di sosial media harus dibatasi. karena akan berdampak buruk bagi di pemilik akun, maupun yang membacanya. larangan mengeluh di sosial media ini juga dimuat diberbagai artikel yang di share oleh orang lain. ini bukti pencarian google search.
bahaya mengeluh di sosial media

bahaya mengeluh di sosial media

2. Media sosial kini menjadi sosial marketing yang jor-joran. jor-joran itu bahasa jawa, artinya besar-besaran. karena sosial media ini pangsa pasar yang mumpuni untuk mendapatkan keuntungan. Tidak ada salahnya mempromosikan produk kita melalui facebook dan media sosial lainnya. tapi gunakanlah cara yang baik. contoh kasus mengenai sosial marketing yang tidak baik adalah seperti gambar dibawah ini :

dampak buruk sosial media

dampak buruk sosial media

kira-kira, mana ya akun umi pipik dian irawati yang asli ? 😀 , jawabannya adalah TIDAK ADA. list diatas adalah daftar fans page yang likersnya sudah mencapai ribuan. dan ini sudah bernilai Rupiah, karena sebentar lagi akan berganti nama produk barang/jasa dan memulai memasarkannya di media sosial. hahaha…. yang bikin saya jenuh adalah caranya menarik orang-orang “awam” untuk menyukai halaman mereka. contohnya gambar dibawah ini :

bahaya mengeluh di facebook

ini katrok 😀

ini memang sangat katrok, sejak kapan Raffi Ahmad jualan obat ? 😀 . jadi intinya, saya jenuh melihat cara-cara seperti ini, jenuh melihat orang-orang “awam” yang menanggapi ini. ya walaupun yang berbuat seperti itu (bikin fans page palsu) adalah orang-orang yang se-profesi dengan saya. belum lagi dengan cara-cara kotor melalui malware / virus yang menyebabkan penambahan ke grup dan menyebarkan link po*no seperti yang saya jelaskan di postingan saya sebelumnya.

boleh dibaca disini : mandrivaputri.info/2016/03/penyebab-facebook-bervirus-anda-wajib/

3. Jaman memang sudah berubah, sekarang sudah jamannya teknologi. sampai-sampai, curhat juga lewat teknologi. berbagi curhatan mengenai masalah pribadi, masalah keluarga, atau masalah rumahtangga di media sosial sudah menjadi barang umum. seperti saya sampaikan diatas, mungkin dengan curhat di media sosial, dibaca banyak orang dan ditanggapi banyak orang akan merasa lega. tapi ketahuilah, bahwa yang dibagikan itu adalah sebuah aib . di ajaran agama sendiri sudah ditekankan. hendaknya kita dapat menjaga kerahasiaan aib sesama umat, terutama aib keluarga. lah ini malah di sebar kemana-mana. ingat, daya tangkap dan daya tanggap setiap pembaca berbeda-beda, akan banyak arti dan definisi dari pembaca. ini juga membuat saya jenuh, jenuh membaca setiap orang yang menyebarkan aib di media sosial.

jadi guys,,, intinya ketiga point itulah yang membuat saya jenuh. maka dari itu, saya me non-aktifkan akun media sosial saya. tapi tenang, ini hanya untuk sementara, paling tidak sampai saya sudah mulai konsentrasi kembali kepada hobi saya, di mana yang akan tergabung dalam beranda saya adalah teman-teman yang se-profesi dengan saya. yang galau ? yang ngeluh ? yang nge-aib ? kelaut ajah, 😀

jadi, mungkin ini artikel saya mengenai kenapa saya me non-aktifkan akun sosial media saya, jika artikel ini dirasay bermanfaat, boleh kamu sebarkan dengan mengklik share pada bagian bawah artikel ini. jika tidak, abakan saja. mau komentar juga boleh, akan saya tanggapi.

Bagikan saja, itu tidak berat