Bagaimana cara mendidik anak supaya cerdas ? 4 langkah ini bisa ditempuh

Mendidik anak menjadi cerdas itu membutuhkan komitmen serius dari orang tua lo, karena orang tua merupakan lingkaran pertama yang sangat berpengaruh terhadap anak. dengan siapa mereka tinggal, dengan siapa mereka paling banyak menghabiskan waktu dan bercengkrama merupakan kunci sukses mendidik anak.

Maka dari itu, diupayakan semaksimal mungkin untuk dapat memberikan perhatian dan pendampingan kepada anak sesering mungkin.

Cara mendidik anak agar menjadi cerdas dengan langkah-langkah berikut :

  1. Meluangkan waktu dengan anak. jika kurang diperhatikan, anak akan kehilangan semangat belajar. luangkan waktu untuk berdiskusi dengan dia, mendengar keluhannya dan memberikan solusi terbaik tentang permasalahannya. tanamkan pemikiran bahwa pentingkan sekolah untuk masa depan.
  2. Menciptakan lingkungan belajar dan bermain yang nyaman dirumah. Lingkungan sangat memperngaruhi kenyamanan belajar anak. menciptakan ruangan yang nyaman, dan jauh dari kebisingan bisa meningkatkan semangat belajar anak.
  3. Jangan menghakimi anak. anak anda salah, rewel atau apalah. jangan sekali-sekali membentak anak seakan-akan dialah penyebab terjadinya lumpur lapindo. dia hanya anak kecil yang belum mengerti baik dan buruk, nasihatilah dia dengan pelan-pelan dan penuh kasih sayang, ajarilah cara mengakui kesalahan dengan cara meminta maaf.
  4. Memenuhi nutrisi anak. selain pendidikan mental, mendidik agar anak cerdas juga membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang, tidak perlu mahal-mahal. cukupi sayur mayur, buah dan protein sebagai sumber nutrisinya.

Demikian artikel mengenai mendidik anak supaya cerdas , semoga kita sebagai orang tua bisa menjalankannya.

mandriva putri

Jadi anak cerdas ya, mandriva putri

-Ayah Riva.

Bagikan saja, itu tidak berat

Penyebab dan Cara Mengatasi Kolik Pada Bayi

penyebab bayi menangis

kolik

Penyebab dan cara mengatasi kolik pada Bayi Pernah mendengar istilah kolik pada bayi? Kolik adalah suatu keadaan perut yang nyeri/sakit yang umumnya disebabkan karena bayi terlalu banyak menelan udara saat ia minum atau menyusu. Kolik akan menyebabkan lambung meregang dan mengganggu normalnya sistem pencernaan si bayi.
Bayi yang menelan udara di saat ia menyusu sebenarnya sudah menjadi hal yang lumrah, asalkan masih dalam batas yang ditolerir. Yang perlu ibu perhatikan adalah bagaimana caranya menyusui bayi yang baik dan benar, dan apa yang dilakukan pada bayi setelah ia menyusu. Bila bayi dibaringkan setelah menyusu, maka udara yang tertelan akan sulit keluar dan akhirnya menyebabkan kolik. Berbeda ketika bayi diposisikan secara vertikal atau tegak setelah menyusui, udara yang tertelan biasanya akan mudah keluar.
Selain karena menelan udara terlalu banyak, kolik bisa disebabkan antara lain karena: sistem pencernaan bayi yang tidak mentolerir protein atau laktosa susu sapi, kondisi refluks (asam lambung dan susu akan kembali naik ke kerongkongan), sistem pencernaan dan sistem saraf yang belum sempurna, adanya gas di dalam usus, dan hipersensitif terhadap lingkungan (cahaya, suara). Namun hal-hal ini masih hipotesis, bukan merupakan penyebab yang pasti.
Kolik sebenarnya bukan hal baru, hanya saja sering disebut dengan istilah berbeda pada tiap-tiap daerah. Orang-orang tua yang awam sekalipun umumnya cukup memahami hal ini, dan sedikit banyak sudah tahu cara menanganinya.
Dulu ada sekelompok dokter atau peneliti kesehatan Amerika Serikat yang meneliti mengapa kolik jarang terjadi pada bayi-bayi suku Indian Navaho di Amerika Utara, ternyata hal ini disebabkan karena kebiasaan suku Navaho yang membawa bayi mereka dalam posisi vertikal. Bayi-bayi suku Navaho akan diikat dengan baik pada sebuah papan yang dilampini, dan digendong pada punggungnya dengan membiarkan kaki dan lengannya terayun. Diketahui, posisi yang tegak lurus semacam ini akan membuat sang bayi mudah mengeluarkan udara yang sudah tertelan. Setelah mengetahui hal ini, barulah kemudian para peneliti kesehatan membuat gendongan bayi yang fungsinya mirip dengan gendongan suku Indian Navaho. Tentunya dibuat dengan lebih baik dan lembut sehingga bayi merasa nyaman yang akhirnya akan menghindarkannya dari kolik.
Ketika bayi terkena kolik
Bila bayi Anda terkena kolik, naikkan posisi kepalanya ketika berbaring. Caranya, letakkan bantal pada bagian bawah kasurnya pada bagian kepala, sehingga ketika dibaringkan, bagian kepala bayi akan lebih tinggi dari kakinya. Namun perhatikan jangan sampai leher bayi tertekuk, meskipun miring, bayi harus tetap dalam keadaan lurus dan jangan terlalu curam sehingga bayi bisa tergelincir ke bawah. Untuk lebih praktisnya, Anda bisa menggunakan kasur refluks khusus untuk bayi.
Sebelum membaringkannya, usahakan menegakkannya dalam posisi vertikal beberapa saat sehingga ia bersendawa. Caranya, dengan kepala bayi tetap di atas, tekan dengan lembut bagian perut bawahnya, bisa dengan satu tangan atau dengan dada/pundak Anda, sementara tangan yang lain menepuk punggungnya dengan perlahan-lahan (lihat gambar atas). Perlu diperhatikan, ketika bayi menangis, ia akan lebih banyak menelan udara. Hal ini, berarti keadaan si bayi harus tenang sebelum ia dapat mengeluarkannya. Mengayunnya dengan lembut dan perlahan sambil berjalan-jalan di kamar akan membantu menenangkannya, dan dengan demikian akan meringankan ketegangan di dalam saluran pencernaannya.
Bayi yang diberi susu botol harus mendapatkan perhatian yang lebih. Jagalah putingnya agar selalu bersih dan lubangnya tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Lubang yang terlalu besar akan membuatnya minum terlalu banyak dalam sekali hisap, sedangkan lubang yang terlalu kecil akan membuatnya berusaha menghisap lebih kuat dan ini akan menambah banyaknya udara yang ditelan. Puting dengan lubang yang terlalu besar lebih baik tidak usah digunakan lagi, atau buang saja. Dan jika lubangnya terlau kecil, Anda bisa membesarkannya sendiri, atau jika ragu, lebih baik beli saja puting baru yang pas buat bayi Anda.
Perlu diperhatikan
Bayi yang terus menerus menangis/rewel akibat kolik, ada baiknya dibawa ke dokter. Mungkin saja ia memerlukan perlakuan khusus atau mungkin obat untuk meringankan kekejangan di perutnya. Dan juga usahakan agar selalu menjaga keharmonisan/ketenangan dalam rumah tangga, karena jangan Anda kira bayi tidak merespon ketika hadir tekanan atau ketegangan dalam rumah tangga.
Bagikan saja, itu tidak berat

Hai Bunda, Begini Cara Melatih Anak Agar Bisa Jadi Pendengar yang Baik

anek cuek

anak cuek

Pernahkah Ayah atau Bunda dicueki si kecil saat sedang berbicara dengan mereka? Hal itu bisa saja terjadi karena anak belum terlatih untuk menjadi pendengar yang baik.

Nah, diungkapkan oleh psikolog Elly Risman, Psi, agar anak bisa menjadi pendengar yang baik, maka sudah sepatutnya orang tua menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Pertama-tama, orang tua  harus mendengarkan mereka lebih dulu.

“Contohkan bagaimana cara mendengar yang baik pada mereka. Jangan pas anak belum selesai ngomong udah dipotong. Dengarkan dulu sampai dia selesai bicara, kemudian baru tanggapi apa yang ia katakan,” kata Elly dalam Seminar Parenting Komunikasi Pasangan oleh Yayasan Rumah Pelangi di Narita Hotel, Cipondoh, Tangerang, seperti ditulis pada Minggu (10/1/2016).

Kebiasaan lain yang bisa diterapkan orang tua atau bahkan pendidik di sekolah, minta satu anak bercerita lalu minta anak yang lain menceritakan atau menanggapi cerita yang dikatakan anak. Kemudian, jangan segan membolehkan anak lain untuk mengajukan pertanyaan sebagai tanda dia mendengar.

Pun ketika orang tua yang bercerita pada anak, bolehkan anak untuk mengajukan pertanyaan sebagai bentuk tanggapan dia dan tanda bahwa dia sudah mendengar serta menyimak apa yang diucapkan ayah atau ibunya. Jangan lupa, ketika orang tua berbicara dengan anak jauhkan gadget dan melakukan aktivitas lain sehingga Anda bisa fokus dan melakukan kontak mata dengan anak.

“Untuk para guru, kalau murid sudah berteriak-teriak, jangan kita ikutan teriak. Kalau gitu kan dia tetap bisa dengar kita dan tetap nggak memperhatikan. Sebaliknya, ucapkan kata-kata dengan pelan sehingga anak penasaran dengan yang kita katakan dan dia jadi mendengarkan,” papar Elly.

Jangan lupa, ketika anak sudah mendengarkan dengan baik apa yang Ayah dan Bunda katakan, sampaikan terima kasih padanya karena sudah menjadi pendengar yang baik, sebagai bentuk apresiasi bagi anak.

sumber

Bagikan saja, itu tidak berat