Nongki bareng anak IBT jakarta

Setelah tiga bulan lamanya terdampar di ibukota, baru sekarang temen temen IBT pada bisa di ajak ngopi.

IBT, akronim dari Indonesian Backtrack Team adalah komunitas belajar ngoprek sistem operasi linux dengan distro backtrack, distro yang di desain untuk pentesting. Saya tergabung di komunitas ini pada tahun 2011. Artinya sudah lama dan sudah tua, dan sudah tidak aktif lagi  😂

Tapi, kali ini kami ngumpul bener2 ngopi. Gak ada agenda ngoprek atau bahas sesuatu yg berbau IT, yang dibahas malah investasi kebun sawit 😁. Ngopi kali ini agendanya temu kangen dengan kawan2 satu komunitas.

Kami ngumpul ngopi di daerah kalibata, sampai jam 2 malam dan membubarkan diri.

Ibt jakarta

Ibt jakarta 

Bagikan saja, itu tidak berat

Dari Saya, Anak Transmigran

Umur satu tahun, saya berangkat dari kecamatan Karanganyar, kota Solo Jawa Tengah ke kawasan transmigrasi di Propinsi Riau bersama orang tua saya. Riau yang kala itu masih hutan.
Menginjak usia 4 tahun, saya masih ingat betul, bagaimana bpk saya berjuang demi kelangsungan hidup. Pergi kerja jam 3 dini hari dan pulang jam 9 malam. Saya selalu terbangun ketika bapak saya pulang dan pergi bekerja.
Sementara itu, ibu saya kerja sebagai Buruh Harian Lepas di sebuah perusahaan minyak kelapa sawit. Saya ? Dititipkan ke tetangga.
Tahun demi tahun, kehidupan kami alhamdulilah semakin membaik. Program Transmigrasi kala itu membawa harapan bagi kami yang stuck hidup di desa asal.

Hingga saat ini, Saya sedang berada di kantor yang menangani Transmigrasi. Saya bahagia, saya banyak bercerita dengan mereka yang ikut andil dalam Program Transmigrasi. Walaupun mereka sudah banyak yang(dan akan) pensiun.
Saya meminta wejangan(arahan) atau hanya sedekar nasihat, apa yang bisa saya lakukan untuk Negeri ini untuk dapat mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan seperti pada masa Transmigrasi terdahulu.
Walaupun itu sulit.

(Jakarta, 24 februari 2018)
Riyanto. Anak Transmigran thn 90an.

FB_IMG_1518530700235IMG_20180222_163156

Bagikan saja, itu tidak berat

Ngebusway dari kalibata ke monas

Halo gais, hari ini jadwal orientasi di kantor kemendes yang satunya lagi, di jl abdul muis.

Setelah menjalani musyawarah mufakat tim, setelah terjadi dua kubu yang berbeda, antara menggunakan kereta dan busway, akhirnya saya menentukan untuk menempuh perjalanan kesana menggunakan busway. Sebelumnya saya informasikan, kalau saya tinggal di daerah kalibata.

Perjalanan dari kalibata ke abdul muis di tempuh selama satu jam. Hal-hal apa yang perlu di siapkan?

1. Deodoran ( bener gak sih tulisannya?). Bukan sarapan atau apa, hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah deodoran. Karena busway begitu sesak, pastinya kita akan berdiri dan berdesakan. Pastikan kamu menggunakan deodoran agak kamu tidak dituntut pidana oleh orang disebelah kamu dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan karena mengganggu ketertiban umum. 😂

2. Pastikan kamu punya kartu e-money dan sejenis. Karena untuk bisa masuk memang harus ngetap menggunakan kartu ini. Pastikan ada saldonya ya 😂. Gak bisa pake kartu lain seperti kartu tanda penduduk atau kartu pelajar.

E-money

E-money

3. Mental dan fisik yang kuat. Berdiri satu jam cukup membuat asam urat saya bergejolak. Apalagi mbak mbak yang harus berdiri, kasian bisa luntur cantiknya. Tapi apalah daya, kursi sudah penuh.

Nyempil nyempil

Nyempil nyempil

Nah, seperti itu beberapa hal yang perlu di siapkan menjelang naik busway, belum ditambah macetnya.

Kalau tidak macet, berarti kamu sedang tidak berada dijakarta 😂.

Selamat pagi, jangan lupa ngopi walau perut belum di isi.

Jangan lupa ngopi

Jangan lupa ngopi

 

Bagikan saja, itu tidak berat

Menikmati perjuangan hidup di ibu kota

Secara harfiah, perjuangan itu adalah sebuah usaha untuk menggapai sesuatu.

Seperti yang saya lakukan saat ini, saya harus menempuh perjalanan darat dengan kendaraan dua dengkul saya dengan jarak kurang lebih 700 meter untuk sebuah usaha, misi, menyelamatkan sebuah pertikaian di suatu perkampungan.

Kampung itu bernama kampung tengah. Usut punya usut pertikaian terjadi karena penduduk dikampung tengah sedang dilanda krisis pangan. Maka, sebagai salah satu instansi yang menangani langsung masalah pangan, saya segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk bisa sharing menyelesaikan pertikaian ini.

Instansi terkait yang saya tuju adalah warteg. warteg adalah instansi penyedia bahan pangan yang sudah puluhan tahun diakui keberadaannya, menurut informasi, warteg adalah salah satu pencetus munculnya teknologi touch screen. Saya tidak bisa bahas secara detail, tapi mungkin gambar dibawah ini cukup mewakili.

Touch screen

Touch screen

Sekian, perjuangan saya hari ini. Memang benar, ibu kota itu lebih kejam daripada ibu kos.. tapi kalah cantiknya dengan kamu, iya kamu… 🙃

Bagikan saja, itu tidak berat

Hari ke 10 orientasi CPNS Kemendes

Nah loh, hari ini hari ke sepuluh orientasi cpns di kementerian desa, pdt dan trans. Kegiatan berjalan kayak biasanya, yang beda pagi ini, sekumpulan emak emak ini pagi hari udah ngomongin makeup.

Seperti yang sudah di kodratkan tuhan, yang bunyinya “jika ada dua atau lebih emak emak pasti bakalan rame”

Orientasi cpns

Orientasi cpns ini

Udah biasa sih, tapi ada yang menjadi pertanyaan besar dihati saya, selain emak emak disini, ada satu bapak yang sepertinya begitu sangat paham dengan makeup, sebut saja bg jay (nama samaran). Begitu pasih menyebutkan merek merek makeup, mana yang lebih bagus dan tata cara pemakaiannya.

Mungkin temen temen pembaca ada yang se penasarannya dengan saya? Sebenernya bg jay itu apakah mantan sales makeup? Atau…. Ah, sudahlah…

Masa lalu, biarlah masa lalu….

Hm, btw, orientasi cpns itu adalah serangkaian kegiatan pengenalan cpns terhadap tugas dan fungsi masing masing unit kerja.

Orientasi cpns

Orientasi cpns

 

Bagikan saja, itu tidak berat

Obat itu hanya penunjang, Penyembuhan sebenarnya ada dalam diri kita

Penyembuhan sebenarnya ada dalam diri kita . Kami sedang antri periksa kesehatan. Dokter yang kami kunjungi ini termasuk dokter sepuh –berusia sekitar tujuh puluhan- spesialis penyakit…

“Silakan duduk,” sambut dr.Paulus.
Aku duduk di depan meja kerjanya, mengamati pria sepuh berkacamata ini yang sedang sibuk menulis identitasku di kartu pasien.

“Apa yang dirasakan, Mas?”

Aku pun bercerita tentang apa yang kualami sejak 2013 hingga saat ini. Mulai dari awal merasakan sakit maag, peristiwa-peristiwa kram perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tipes, pengalaman opnam dan endoskopi, derita GERD, hingga tentang radang duodenum dan praktek tata pola makan Food Combining yang kulakoni.

“Kalau kram perutnya sudah enggak pernah lagi, Pak,” ungkapku, “Tapi sensasi panas di dada ini masih kerasa, panik juga cemas, mules, mual. Kalau telat makan, maag saya kambuh. Apalagi setelah beberapa bulan tata pola makan saya amburadul lagi.”

“Tapi buat puasa kuat ya?”

“Kuat, Pak.”

“Orang kalau kuat puasa, harusnya nggak bisa kena maag!”

Aku terbengong, menunggu penjelasan.

“Asam lambung itu,” terang Pak Paulus, “Diaktifkan oleh instruksi otak kita. Kalau otak kita bisa mengendalikan persepsi, maka asam lambung itu akan nurut sendiri. Dan itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang puasa.”

“Maksudnya, Pak?”

“Orang puasa ‘kan malamnya wajib niat to?”

“Njih, Pak.”

“Nah, niat itulah yang kemudian menjadi kontrol otak atas asam lambung. Ketika situ sudah bertekad kuat besok mau puasa, besok nggak makan sejak subuh sampai maghrib, itu membuat otak menginstruksikan kepada fisik biar kuat, asam lambung pun terkendali. Ya kalau sensasi lapar memang ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung tidak akan naik, apalagi sampai parah. Itu syaratnya kalau situ memang malamnya sudah niat mantap. Kalau cuma di mulut bilang mau puasa tapi hatinya nggak mantap, ya tetap nggak kuat. Makanya niat itu jadi kewajiban, ‘kan?”

“Iya, ya, Pak,” aku manggut-manggut nyengir.

“Manusia itu, Mas, secara ilmiah memang punya tenaga cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya puasa dan buka-sahurnya cuma minum sedikit. Itu kuat. Asalkan tekadnya juga kuat.”

Aku melongo lagi.

“Makanya, dahulu raja-raja Jawa itu sebelum jadi raja, mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat puluh hari. Bukanya cuma minum air kali. Itu jaman dulu ya, waktu kalinya masih bersih. Hahaha,” ia tertawa ringan, menambah rona wajahnya yang memang kelihatan masih segar meski keriput penanda usia.

Kemudian ia mengambil sejilid buku di rak sebelah kanan meja kerjanya. Ya, ruang praktek dokter dengan rak buku. Keren sekali. Aku lupa judul dan penulisnya. Ia langsung membuka satu halaman dan menunjukiku beberapa baris kalimat yang sudah distabilo hijau.

“Coba baca, Mas: ‘mengatakan adalah mengundang, memikirkan adalah mengundang, meyakini adalah mengundang’. Jadi kalau situ memikirkan; ‘ah, kalau telat makan nanti asam lambung saya naik’, apalagi berulang-ulang mengatakan dan meyakininya, ya situ berarti mengundang penyakit itu. Maka benar kata orang-orang itu bahwa perkataan bisa jadi doa. Nabi Musa itu, kalau kerasa sakit, langsung mensugesti diri; ah sembuh. Ya sembuh. Orang-orang debus itu nggak merasa sakit saat diiris-iris kan karena sudah bisa mengendalikan pikirannya. Einstein yang nemuin bom atom itu konon cuma lima persen pendayagunaan otaknya. Jadi potensi otak itu luar biasa,” papar Pak Paulus.

“Jadi kalau jadwal makan sembarangan berarti sebenarnya nggak apa-apa ya, Pak?”

“Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur, ajeg, konsisten. Itu agar menjaga aktivitas asam lambung juga. Misalnya situ makan tiga kali sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang buatla sama dengan jarak antara makan siang dan makan malam. Misalnya, sarapan jam enam pagi, makan siang jam dua belas siang, makan malam jam enam petang. Kalau siang, misalnya jam sebelas situ rasanya nggak sempat makan siang jam dua belas, ya niatkan saja puasa sampai sore. Jangan mengundur makan siang ke jam dua misalnya, ganti aja dengan minum air putih yang banyak. Dengan pola yang teratur, maka organ di dalam tubuh pun kerjanya teratur. Nah, pola teratur itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan sahurnya.”

“Ooo, gitu ya Pak,” sahutku baru menyadari.

“Tapi ya itu tadi. Yang lebih penting adalah pikiran situ, yakin nggak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah menciptakan tubu kita untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja di dalam tubuh untuk penyembuhan diri. Dan itu bisa diaktifkan secara optimal kalau pikiran kita optimis. Kalau situ cemas, takut, kuatir, justru imunitas situ turun dan rentan sakit juga.”

Pak Paulus mengambil beberapa jilid buku lagi, tentang ‘enzim kebahagiaan’ endorphin, tentang enzim peremajaan, dan beberapa tema psiko-medis lain tulisan dokter-dokter Jepang dan Mesir.

“Situ juga berkali-kali divonis tipes ya?”

“Iya, Pak.”

“Itu salah kaprah.”

“Maksudnya?”

“Sekali orang kena bakteri thypoid penyebab tipes, maka antibodi terhadap bakteri itu bisa bertahan dua tahun. Sehingga selama dua tahun itu mestinya orang tersebut nggak kena tipes lagi. Bagi orang yang fisiknya kuat, bisa sampai lima tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya positif, tapi itu bukan tipes. Jadi selama ini banyak yang salah kaprah, setahun sampai tipes dua kali, apalagi sampai opnam. Itu biar rumah sakitnya penuh saja. Kemungkinan hanya demam biasa.”

“Haah?”

“Iya Mas. Kalaupun tipes, nggak perlu dirawat di rumah sakit sebenarnya. Asalkan dia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan minum obat tipes. Sembuh sudah. Dulu, pernah di RS Sardjito, saya anjurkan agar belasan pasien tipes yang nggak mampu, nggak punya asuransi, rawat jalan saja. Yang penting tetep konsumsi obat dari saya, minum yang banyak, dan tiap hari harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka nurut. Itu dalam waktu maksimal empat hari sudah pada sembuh. Sedangkan pasien yang dirawat inap, minimal baru bisa pulang setelah satu minggu, itupun masih lemas.”

“Tapi ‘kan pasien harus bedrest, Pak?”

“Ya ‘kan bisa di rumah.”

“Tapi kalau nggak pakai infus ‘kan lemes terus Pak?”

“Nah situ nggak yakin sih. Saya yakinkan pasien bahwa mereka bisa sembuh. Asalkan mau nurut dan berusaha seperti yang saya sarankan itu. Lagi-lagi saya bilang, kekuatan keyakinan itu luar biasa lho, Mas.”

Dahiku berkernyit. Menunggu lanjutan cerita.

“Dulu,” lanjut Pak Paulus, “Ada seorang wanita kena kanker payudara. Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di Sardjito.
Nggak lama, ternyata payudara kirinya kena juga. Karena nggak segera lapor dan dapat penanganan, kankernya merembet ke paru-paru dan jantung. Medis di Sardjito angkat tangan.

Dia divonis punya harapan hidup maksimal hanya empat bulan.”

“Lalu, Pak?” tanyaku antusias.

“Lalu dia kesini ketemu saya. Bukan minta obat atau apa.
Dia cuma nanya; ‘Pak Paulus, saya sudah divonis maksimal empat bulan.

Kira-kira bisa nggak kalau diundur jadi enam bulan?’

Saya heran saat itu, saya tanya kenapa.

Dia bilang bahwa enam bulan lagi anak bungsunya mau nikah, jadi pengen ‘menangi’ momen itu.”

“Waah.. Lalu, Pak?”

“Ya saya jelaskan apa adanya. Bahwa vonis medis itu nggak seratus persen, walaupun prosentasenya sampai sembilan puluh sembilan persen,
tetap masih ada satu persen berupa kepasrahan kepada Tuhan yang bisa mengalahkan vonis medis sekalipun.
Maka saya bilang; sudah Bu, situ nggak usah mikir bakal mati empat bulan lagi.
Justru situ harus siap mental, bahwa hari ini atau besok situ siap mati.
Kapanpun mati, siap!
Begitu, situ pasrah kepada Tuhan, siap menghadap Tuhan kapanpun. Tapi harus tetap berusaha bertahan hidup.”

Aku tambah melongo. Tak menyangka ada nasehat macam itu.
Kukira ia akan memotivasi si ibu agar semangat untuk sembuh, malah disuruh siap mati kapanpun.
O iya, mules mual dan berbagai sensasi ketidaknyamanansudah tak kurasakan lagi.

“Dia mau nurut. Untuk menyiapkan mental siap mati kapanpun itu dia butuh waktu satu bulan.
Dia bilang sudah mantap, pasrah kepada Tuhan bahwa dia siap.
Dia nggak lagi mengkhawatirkan penyakit itu, sudah sangat enjoy.
Nah, saat itu saya cuma kasih satu macam obat. Itupun hanya obat anti mual biar dia tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya.

Setelah hampir empat bulan, dia check-up lagi ke Sardjito dan di sana dokter yang meriksa geleng-geleng. Kankernya sudah berangsur-angsur hilang!”

“Orangnya masih hidup, Pak?”

“Masih. Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.”

“Wah, wah, wah..”

“Kejadian itu juga yang menjadikan saya yakin ketika operasi jantung dulu.”

“Lhoh, njenengan pernah Pak?”

“Iya.
Dulu saya operasi bedah jantung di Jakarta. Pembuluhnya sudah rusak. Saya ditawari pasang ring.

Saya nggak mau. Akhirnya diambillah pembuluh dari kaki untuk dipasang di jantung.

Saat itu saya yakin betul sembuh cepat. Maka dalam waktu empat hari pasca operasi, saya sudah balik ke Jogja, bahkan dari bandara ke sini saya nyetir sendiri.
Padahal umumnya minimal dua minggu baru bisa pulang.
Orang yang masuk operasi yang sama bareng saya baru bisa pulang setelah dua bulan.”

Pak Paulus mengisahkan pengalamannya ini dengan mata berbinar. Semangatnya meluap-luap hingga menular ke pasiennya ini. Jujur saja, penjelasan yang ia paparkan meningkatkan harapan sembuhku dengan begitu drastis.

Persis ketika dua tahun lalu pada saat ngobrol dengan Bu Anung tentang pola makan dan kesehatan. Semangat menjadi kembali segar!

“Tapi ya nggak cuma pasrah terus nggak mau usaha.
Saya juga punya kenalan dokter,” lanjutnya,
“Dulu tugas di Bethesda, aslinya Jakarta, lalu pindah mukim di Tennessee, Amerika.

Di sana dia kena kanker stadium empat. Setelah divonis mati dua bulan lagi, dia akhirnya pasrah dan pasang mental siap mati kapanpun.

Hingga suatu hari dia jalan-jalan ke perpustakaan, dia baca-baca buku tentang Afrika.
Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira gimana kasus kanker di Afrika.
Dia cari-cari referensi tentang itu, nggak ketemu. Akhirnya dia hubungi kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah.

Kawannya itu nggak bisa jawab.
Lalu dihubungkan langsung ke kementerian kesehatan sana. Dari kementerian, dia dapat jawaban mengherankan, bahwa di sana nggak ada kasus kanker.
Nah dia pun kaget, tambah penasaran.”

Pak Paulus jeda sejenak. Aku masih menatapnya penuh penasaran juga, “Lanjut, Pak,” benakku.

“Beberapa hari kemudian dia berangkat ke Afrika Tengah.
Di sana dia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang dia temukan?
Orang-orang di sana makannya sangat sehat.
Yaitu sayur-sayuran mentah, dilalap, nggak dimasak kayak kita.

Sepiring porsi makan itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk menu karbohidrat. Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya organik pake kotoran hewan dan sisa-sisa tumbuhan.

Jadi ya betul-betul sehat.
Nggak kayak kita, sudah pupuknya pakai yang berbahaya, eh pakai dimasak pula. Serba salah kita.

Bahkan beras merah dan hitam yang sehat-sehat itu, kita nggak mau makan.
Malah kita jadikan pakan burung, ya jadinya burung itu yang sehat, kitanya sakit-sakitan.”

Keterangan ini mengingatkanku pada obrolan dengan Bu Anung tentang sayur mayur, menu makanan serasi, hingga beras sehat. Pas sekali.

“Nah dia yang awalnya hanya ingin tahu, akhirnya ikut-ikutan.

Dia tinggal di sana selama tiga mingguan dan menalani pola makan seperti orang-orang Afrika itu.”

“Hasilnya, Pak?”

“Setelah tiga minggu, dia kembali ke Tennessee.

Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara alami.
Lalu beberapa bulan kemudian dia check-up medis lagi untuk periksa kankernya,”

“Sembuh, Pak?”

“Ya! Pemeriksaan menunjukkan kankernya hilang.
Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini buki bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan, itu energi yang luar biasa.

Apalagi ditambah dengan usaha yang logis dan sesuai dengan fitrah tubuh.

Makanya situ nggak usah cemas, nggak usah takut..”

Takjub, tentu saja.

Pada momen ini Pak Paulus menghujaniku dengan pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, tentang kisah-kisah para pasien yang punya optimisme dan pasien yang pesimis.

Aku jadi teringat kisah serupa yang menimpa alumni Madrasah Huffadh Al-Munawwir, pesantren tempatku belajar saat ini.

Singkatnya, santri ini mengidap tumor ganas yang bisa berpindah-pindah benjolannya.

Ia divonis dokter hanya mampu bertahan hidup dua bulan. Terkejut atas vonis ini, ia misuh-misuh di depan dokter saat itu.
Namun pada akhirnya ia mampu menerima kenyataan itu.

Ia pun bertekad menyongsong maut dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Romo Kiai, menyampaikan maksudnya itu.

Kemudian oleh Romo Kiai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan)
Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban primer.

Riyadhoh pun dimulai. Ia lalui hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa henti.

Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh yang sekarang. Karena merasa begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut.

Hari ke tiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya pun sudah begitu bau.

Bacin, mirip bangkai tikus,kenang narasumber yang menceritakan kisah ini padaku. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak lebih segar, dan ajaibnya; benjolan tumornya sudah hilang.

Selepas rampung riyadhoh empat puluh hari itu, dia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia divonis mati.

Pihak rumah sakit pun heran.
Penyakit pemuda itu sudah hilang, bersih, dan menunjukkan kondisi vital yang sangat sehat!

Aku pribadi sangat percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan energi positif bagi fisik.

Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit.

Memang tidak mudah untuk sampai ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih. Hal ini diiyakan oleh Pak Paulus.

“Untuk melatih pikiran biar bisa tenang itu cukup dengan pernapasan.

Situ tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik, kemudian tahan selama tiga detik. Lalu hembuskan lewat mulut sampai tuntas. Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib.

Itu sangat efektif. Kalau orang pencak, ditahannya bisa sampai tuuh detik.
Tapi kalau untuk kesehatan ya cukup tiga detik saja.”

Nah, anjuran yang ini sudah kupraktekkan sejak lama. Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda.

Terutama untuk mengatasi insomnia. Memang ampuh. Yakni metode empat-tujuh-delapan.

Ketika merasa susah tidur alias insomnia, itu pengaruh pikiran yang masih terganggu berbagai hal.

Maka pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan.
Tak perlu obat, bius, atau sejenisnya, murah meriah.

Pertama, tarik napas lewat hidung sampai detik ke empat, lalu tahan sampai detik ke tujuh, lalu hembuskan lewat mulut pada detik ke delapan. Ulangi sebanyak empat sampai lima kali.

Memang iya mata kita tidak langsung terpejam ngantuk, tapi pikiran menadi rileks dan beberapa menit kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap.
Awalnya aku juga agak ragu, tapi begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia sebab rindu akut sekalipun.

“Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi sendiri, dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa kuat konsentrasi kita,” terangnya,

“Jadi kalau situ sholat dua menit saja dengan khusyuk, itu sinyalnya lebih bagus ketimbang situ sholat sejam tapi pikiran situ kemana-mana, hehehe.”

Duh, terang saja aku tersindir di kalimat ini.

“Termasuk dalam hal ini adalah keampuhan sholat malam.

Sholat tahajud. Itu ketika kamu baru bangun di akhir malam, gelombang otak itu pada frekuensi Alpha. Jauh lebih kuat daripada gelombang Beta yang teradi pada waktu Isya atau Shubuh.
Jadi ya logis saja kalau doa di saat tahajud itu begitu cepat ‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang.
Ketika tekad situ begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat besar potensi terwujud doa-doa situ.”

Tak kusangka Pak Paulus bakal menyinggung perihal sholat segala. Aku pun ternganga. Ia menunjukkan sampul buku tentang ‘enzim panjang umur’.

“Tubuh kita ini, Mas, diberi kemampuan oleh Allah untuk meregenerasi sel-sel yang rusak dengan bantuan enzim tertentu, populer disebut dengan enzim panjang umur. Secara berkala sel-sel baru terbentuk, dan yang lama dibuang.
Ketika pikiran kita positif untuk sembuh, maka yang dibuang pun sel-sel yang terkena penyakit.

Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja dengan baik bagi mereka yang sering merasakan lapar dalam tiga sampai empat hari sekali.”

Pak Paulus menatapku, seakan mengharapkan agar aku menyimpulkan sendiri.

“Puasa?”
“Ya!”
“Senin-Kamis?”

“Tepat sekali! Ketika puasa itu regenerasi sel berlangsung dengan optimal.

Makanya orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi detoksifikasi yang ampuh terhadap berbagai penyakit.”

Lagi-lagi,aku manggut-manggut.

Tak asing dengan teori ini.

“Pokoknya situ harus merangsang tubuh agar bisa menyembuhkan diri sendiri.

Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang nggak perlu-perlu amat,nggak usahlah. Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa lebih kalau situ banyak berkeringat, ya tergantung kebutuhan.

Tertawalah yang lepas, bergembira, nonton film lucu tiap hari juga bisa merangsang produksi endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan.

Penyakit apapun itu! Situ punya radang usus kalau cemas dan khawatir terus ya susah sembuhnya.

Termasuk asam lambung yang sering kerasa panas di dada itu.”

Terus kusimak baik-baik anjurannya sambil mengelus perut yang tak lagi terasa begah. Aneh.

“Tentu saja seperti yang saya sarankan, situ harus teratur makan, biar asam lambung bisa teratur juga.

Bangun tidur minum air hangat dua gelas sebelum diasupi yang lain.

Ini saya kasih vitamin saja buat situ, sehari minum satu saja. Tapi ingat, yang paling utama adalah kemantapan hati, yakin, bahwa situ nggak apa-apa. Sembuh!”

Begitulah. Perkiraanku yang tadinya bakal disangoni berbagai macam jenis obat pun keliru.

Hanya dua puluh rangkai kaplet vitamin biasa, Obivit, suplemen makanan yang tak ada ?;kaitannya dengan asam lambung apalagi GERD.

Hampir satu jam kami ngobrol di ruang praktek itu, tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Seperti konsultasi dokter pribadi saja rasanya.

Padahal saat keluar, kulihat masih ada dua pasien lagi yang kelihatannya sudah begitu jengah menunggu.

“Yang penting pikiran situ dikendalikan, tenang dan berbahagia saja ya,” ucap Pak Paulus sambil menyalamiku ketika hendak pamit.

Dan jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mules, dan saudara-saudaranya.

Terima kasih Pak Paulus.

Kadipiro Yogyakarta, 2016

Dari wordpress GUBUGREOT

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D

Rasulullah S.A.W bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.” (HR. Al-Bukhari)

Bagikan saja, itu tidak berat

MotoGP 2017 : ini dia Prediksi Bursa Transfer Pembalapnya

Semua dimulai dari Jorge Lorenzo yang mulai musim depan nanti resmi pindah ke Ducati. Dari sini, semua spekulasi berkembang, pembalap mana yang akan gantiin, pembalap mana yang diganti, dan siapa yang bertahan di tim pabrikan..
Semua kontrak pembalap pabrikan akan habis di akhir musim 2016 ini. Sejauh ini, baru Lorenzo dan Valentino Rossi yang perpanjang kontrak mereka. Rossi bakal bertahan di Yamaha hingga akhir 2018. Sejauh ini belum diputusin siapa yang akan jadi rekan setimnya nanti.
Udah bukan gosip lagi kalo Yamaha mengincar Maverick Vinales dan Dani Pedrosa. Tapi Vinales bakal jadi pilihan pertama, bradsis. Pedrosa emang lebih berpengalaman, tapi sejak masuk ke MotoGP tahun 2006, Pedrosa sama sekali belum pernah raih gelar juara dunia. Vinales emang belum banyak pengalaman, tapi pembalap yang dinobatin tahun lalu sebagai Rookie of The Year ini digadang-gadang bisa jadi top rider juga. Sementara kalo dilihat dari umur, Pedrosa udah 30 tahun, Vinales baru 21 tahun.
Dengan Vinales naik podium pertamanya di kelas MotoGP saat seri kelima lalu di Le Mans, Perancis, bisa aja dia milih untuk tetap bersama Suzuki, bradsis. Pasalnya, Suzuki udah terbukti nunjukin potensi motor GSX-RR mereka untuk disandingkan dengan pabrikan lain seperti Honda, Yamaha, dan Ducati.
Jika Vinales pindah ke Yamaha, maka Suzuki bakal kekurangan satu pembalap. Kabarnya, Suzuki juga punya rencana cadangan, yakni merekrut Andrea Iannone. Tapi Iannone bilang masih lebih memilih Ducati, karena merasa riding style miliknya lebih mirip dengan Lorenzo. Sehingga, untuk ngembangin motor yang kompetitif akan lebih mudah dengan pembalap yang punya riding style mirip-mirip. Kedua pembalap tersebut bakal sama-sama kompetitif juga nantinya. Kalo nantinya Iannone yang dibuang Ducati, bisa jadi akan berpihak ke Suzuki.
Namun, ada kabar lain juga yang bilang bahwa Iannone dilirik Aprilia, bradsis. Kedua pembalap Aprilia emang sejauh ini belum ada yang ngasih performa menjanjikan. Satu tempat udah diisi oleh Sam Lowes untuk musim depan, entah siapa yang akan keluar, Alvaro Bautista atau Stefan Bradl. Kalo dua-duanya emang bakal keluar, Iannone bisa aja pindah ke Aprilia.
Suzuki gak cuma lirik Iannone doang. Mereka juga tertarik dengan Johann Zarco, juara dunia Moto2 2015. Bahkan, Zarco juga udah ditawarin untuk ngetes GSX-RR dan ikut ngewakilin Suzuki di ajang Suzuka 8 Hours Endurance Race. Sebelumnya, Zarco dikabarin bakal masuk ke tim pabrikan KTM yang mulai musim depan baru akan turun di kelas MotoGP. Sejauh ini, KTM baru punya satu pembalap doang, yakni Bradley Smith.
Nah, kalo Vinales tetap di Suzuki, berarti Yamaha akan pilih Pedrosa. Tim Repsol Honda pun bakal kekurangan satu pembalap. Kabarnya, Cal Crutchlow yang bakal naik jadi pembalap pabrikan. Pasalnya, riding style Marc Marquez dengan Crutchlow juga mirip-mirip, sama-sama agresif. Gak butuh waktu lama juga untuk Crutchlow beradaptasi dengan RC213V, karena sekarang ini dia juga udah pakai RCV dengan timnya yang sekarang di LCR Honda.
Bagikan saja, itu tidak berat

Restorasi si trooper “herder” tahap 1: pengelupasan dempul

Jadi berapa total biayanya bang?

Setelah deal masalah biaya pengecatan ulang, si trooper “herder” langsung diparkirkan untuk segera dikuliti. Hehehe..

Tahap awal adalah pengelupasan seluruh cat dan dempul yang menempel pada body.

mengelupas cat dengan las karbit

mengelupas cat dengan las karbit

Pengelupasan cat dengan cara dibakar menggunakan las karbit, cara ini tergolong efektif mengingat ketebalan dempul yang memang sudah sangat tebal.

dempul yang tebal

Dari sini terlihat sudah beberapa kali dilakukan cat ulang

Selain menggunakan cara di bakar, pengelupasan dempul juga dilakukan dengab cara digerinda. Cara ini dilakukan untuk membersihkan sisa sisa dari pembakaran

mengupas dempul dengan gerinda

mengupas dempul dengan gerinda

Setelah dikelupas, barulah lebih banyak terlihat bagian bagian yang keropos pada trooper, ada yang cuma sekedar keropos, ada juga yang tergolong keropos banget. Hehhe

Bagian yang keropos tersebut di potong, dan ditambal menggunakan plat baru.

yang keropos dibuang dan diganti plat baru

yang keropos dibuang dan diganti plat baru

dekat ban yang sudah keropos parah

dekat ban yang sudah keropos parah

dekat ban yang sudah keropos parah

dekat ban yang sudah keropos parah

Dan masih banyak lagi keropos yang harus ditambal yang blm sempat saya tampilkan gambarnya.

Selesai melakukan penambalan pada bagian yang keropos, bang “ajo”, begitu sapaan akrab pemilik bengkel cat ini biasa dipanggil, langsung melakukan cat dasar pada body trooper herder ini.

cat dasar untuk menghindari karat

cat dasar untuk menghindari karat, kok gak pakai epoxy?

Menurut penuturan bang ajo, epoxy sekarang tidak sebagus epoxy jaman dulu, jadi dia lebih percaya pada cat.

Ya, okelah, saya pribadi tidak tau menau kalau terkait itu,  yang penting saya percayakan semua pada ajo, hehehe..

Saya memilih melakukan restorasi si trooper herder pada bengkel ajo karena tergolong ekonomis dibangdingkan dengan yang lain. Maklum, dompet lagi tipis bos…hehe.

Untuk kualitas, saya tidak bisa memberikan testimoni sekarang, la wong prosesnya aja belum kelar, kita lihat aja nanti, sebulan dua bulan atau setahun kemudian.

Yang hebatnya dari si ajo,  dia berani kasih garansi. Baik pasca pengecatan, atau sewaktu proses pengecatan. Jika terlambat dari waktu yang disepakati, dia rela di potong biayanya / hari. Wow,, itu dia yang bikin perjanjian loh.

Dan yang lebih hebatnya lagi, dia bekerja hanya dibantu oleh anaknya yang masih sekolah smp, dan istrinya.. 🙂

tmp_28702-img_20161005_9187-1595085102

Oke, cukup sekian dulu pengalaman yang saya sampaikan, jika temen temen senior ingin berbagi pengalamannya dan ditulis pada blog iji, saya sangat persilahkan, segera hub. Saya aja ya…

Tunggu cerita restorasi trooper “herder” pada part part berikutnya.

Bagikan saja, itu tidak berat

apakah android bebas virus ? cek, cek disini !

Banyak argumen dari berbagai kalangan baik yang tidak tau dan yang sok tau mengatakan :

“Itu hp android, android itu bebas virus, jadi gak usah di pasang anti virus”

Disini saya mau menegaskan, eh, menjelaskan kepada kamyu, yang gak tau apa itu android, apa itu virus, apa itu malware, apa itu rootkit dan konco konconya. supaya kamyu banyak tau tentang yang sedang dalam genggamanmu ituh. istilahnya, beli Smartphone mahal-mahal kok cuma buat selpi dan sosmedtan. kayak aku ini aja loh, smartponenya KW Replika king sufer……. hahaha…singkat aja ya.

Android itu sistem operasi, sama seperti W*ndO*$ yang ada pada, biasanya leptop atau komputer kamu. namun demikian, android banyak digunakan untuk smartphone. sifat dari Android adalah open source, open source itu kode terbuka, jadi siapapun boleh membongkar dan mengembangkannya. maka dari itu ada istilah

“HP mu udah di root belum?”

itu artinya HP mu udah di buka akses penuhnya. sehingga kamu bebas menghapus apapun disitu, termasuk kenangan sang MANTAN. nah, sistem operasi yang bebas itu bisa di bongkar dan di modifikasi, itu sangat memungkinkan seseorang untuk mengetahui titik kelemahan dan membuat virus, malware, rootkit atau apalah semacamnya. yang pasti kode jahat. jadi gak ada alasan bahwa android bebas virus, bebas virus .exe iya, karena tidak menjalankan file .exe , melainkan android menjalankan file .apk . apa itu ? ah, kapan kapan saya jelaskan. bagi yang blm tau loh ya….

Virus. mungkin yang kamu paling banyak kamu ketahui saat ini virus itu seperti virus-virus yang berada pada leptop atau komputer kamu. menghilangkan folder? membuat file baru? lelet? restart-restart? iya, kalau virus itu tidak akan bisa menginfeksi Smartphone kamu. tapi kamu belum tau kan ? kalau koder / programmer sedang dan sudah menciptakan suatu kode yang lebih berbahaya dan merugikan daripada sekedar virus. malware misalnya.

Malware. malikius software, kode jahat pastinya, biasanya menginfeksi pada browser kamu. eh, apa kamu pernah buka sesuatu di browser tapi malah di alihkan ke web web gak jelas ??? pernah ??? ya itu malware. gak ada bedanya toh sama virus versi kamu ?

Rootkit. ini bahaya, pokoknya bahaya. kalo udah kena rootkit, kamu bakalan rogoh kocek untuk benerin HP kamu ke tukang service HP, atau kamu bisa minta bantuan temen kamu yang paham biginian, yang bisa kamu senyumin dan bilang,

woh, hebat, makasi-makasi . Cuk !

nah, kembali lagi pada argumen diatas yang mengatakan bahwa Android itu bebas virus dan gak perlu pasang anti virus . ? itu salah, jadi ? pasang anti virus ? itu jugak kurang bener. la terus kepiye ? mending androidnya dikasih ke saya aja, hehehe.. syu….

coba liat gambar dibawah ini :

virus android

malware android

kita lihat “Pornhub” gambar diatas adalah gambar salah satu smartphone client saya, cie cie,,, client… hahaha.. yang mengeluh kalo smartphone mulai aneh dan keluar yang aneh aneh. setelahkan diserahkan kesaya, lanjut saya investigasi. saya cek dan ricek. rupanya smarphone tersebut sudha terinfeksi malware. bahaya ? iya. malware ini secara otomatis menginstall aplikasi-aplikasi dan mengeluarkan konten konten iklan. tujuannya ? jelas. advertising. duit, dollar gitcu loh.

virus android

aplikasi yang terinstall secara otomatis

dengan begitu, smartphone jadi lambat, otomatis keluar iklan dan konten aneh, pokoknya gak nyaman banget deh. dan ini kamu anggap virus. ya, no prob apapaun anggapannya, pokoknya ngono wes, gimana cara bagusinnya. intinya gitu.

apa penyebab smartphone terinfeksi malware ? setelah saya inspeksi lebih dalam, penyebabnya adalah tidak lain dan tidak bukan si pemilik smartphone ternyata telah mengunjungi laman atau web bernuansa “siraman rohani”, laman dewasa, dan melakukan klik ini itu. maka terinfeksilah smartphone tersebut. kalau sudah seperti itu, anti virus pun tidak dapat menangkal, karena yang diserang adalah dari sisi manusianya.

so,, sebenernya, android itu juga mengenal virus, tapi bukan virus yang biasa. so,, dengan dan tanpa anti virus, android tetap berpotensi terinfeksi. tinggal pemakainya saja yang lebih berhati hati dalam memanfaatkan smartphone.

ada tiga cara membenerin yang beginian.

  1. melakukan rooting pada smartphone kamu, dan menghapus aplikasi yang udah nempel di nyawa si smartphone, tapi HATI HATI, malware ini penamaannya menyerupai file system. salah hapus ? kelar idup loe…..
  2. melakukan flash ulang smartphone kamu, caranya ? nanti saya jelaskan diartikel lain ye, hehehe
  3. ini cara yang lebih efektif dan lebih manjur. pergi ke Mall, beli smartphone baru. dan berikan smartphone yang itu kepada saya. hahahaha…..

oke, sekian saja liputan dari saya mengenai argumen “android itu bebas virus, jadi gak usah di pasang anti virus”

saya melaporkan langsung dari tempat kejadi perkara ( tEkapEh)

Bagikan saja, itu tidak berat

jangan tertipu dengan peringatan virus baterai rusak seperti ini

Salah satu ciri blogger laknat selain menyebarkan berita bohong dan atau belum tau pasti kebenarannya adalah dengan cara menipu pengguna smartphone. Contohnya adalah seperti gambar dibawah ini.

penipuan virus

Penipuan virus

Ceritanya pagi ini saya baca baca artikel melalui smarphone. Ya yang namanya blog atau website abal abal yang saya dan kita sering baca itu dibuat untuk mendulang dolar. Kalau kurang puas dengan cara halus, biasanya mereka mnggunakan cara yang sedikit agak melenceng, sedikit loh. biasanya mereka menyebarkan berita yang kontroversial supaya pembaca tertarik untuk membacanya. Beda loh kontroversial dengan menarik.

Ada juga yang menyematkan script yang mengeluarkan “alert” berbahaya seperti yang saya alami pagi ini. Begitu saya membuka website tersebut, tiba tiba muncul page disertai bunyi beep keras yang menyatakan bahwa smartphone saya telah dirusak oleh virus, dan saya diminta untuk segera menginstall anti Virus dan anti galau.

Nah, kalau yg membuka website itu bukan kalangan IT atau kalangan yang cermat dalam membaca, maka secara otomatis pembaca akan panik dan mengikuti langkah langkah yg diminta oleh page tersebut. Setelah semua diikuti, maka dapat dipastikan malah terjangkit malware atau yang orang awam bilang virus.

Tapi cara itu tidak mempan jika yang membaca dalah orang yang cermat dan mengerti. Dari alamat url yang muncul saja sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah penipuan. Belum lagi dari tutur bahasa pada web tersebut. (lihat gambar diatas).

Bagaimana cara mengatasinya?  caranya sangat mudah, abaikan saja peringatan tersebut, tutup tab atau url pada smarphone anda. Anda juga jangan panik, jangan mudah mengikuti dengan cara klik ini itu. Abaikan saja. Kalau diikuti malah anda terjebak dan terserang virus.

Intinya, jika anda punya smartphone, jangan phone nya aja yang smart, andanya juga harus smart. Jangan menyebarkan berita bohong atau belum jelas kepastiannya. Jangan asal klik kalau belum tau apa yang anda klik.

Dan buat blogger laknat, bertobatlah. Rejeki seperti itu tidak akan berkah 😀

Saya sendiri sudah bertaubat. Hahahha..

Salah damai.

Bagikan saja, itu tidak berat