Moral, salah satu penyumbang penyebab jakarta macet ?

hai, hai … jadi ceritanya hari ini saya berkunjung ke kota bogor. turun di bandara soetta, di sambung dengan bus DAMRI untuk sampai ke kota bogor. perjalanan saya tempuh dengan waktu yang cukur lama, ya sekitar tiga jam-anlah. biasa, macet . kan ada ungkapannya, bukan jakarta kalau gak macet. 😀 piss.

macet itu momok yang menyebalkan bagi setiap orang, bagaimana tidak, misalnya sepulang kerja. lelah ingin cepat sampai kerumah, eh malah ke jebak macet. kan menyebalkan. tapi saya yang dari pekanbaru yang jarang terjebak macet di kota pekanbaru, “menikmati” kemacetan ini dengan liat-liat gedung-gedung dan sekeliling. “oh, seperti ini jakarta ya,”

asik-asik liat sekeliling, mulai dari berseliweran mobil mewah, ojek online sampai ibu-ibu bawa metik, kok pandangan saya tertuju pada suatu jalur. ya jalur bus WAY , atau yang sering di sebut bus TRANS JKT. sepengetahuan saya, bus ini mendapatkan jalur khusus dimana hanya bus tersebut dan “pengecualian” yang dapat melintasinya, misalnya ambulan. sepengetahuan saya loh ya,,, 😀 . wow, keren ya, yang lainnya ke jebak macet, berarti itu bus gak kena macet donk, jalanan sendiri cuy,,,, keren…. eh tapi, nganu, ada yang aneh dari pandangan saya. ini dia yg saya sempat dokumentasikan.

w

 

wah, wah, ternyata rame banget kendaraan selain trans jakarta yang melintas di jalur trans jakarta.

jadi, intinya, moral-moral orang seperti inilah yang menyebabkan jakarta macet, moral orang-orang yang selalu teriak-teriak jakarta macet. mereka tidak sadar bahwa merekalah salah satu kemacetannya. bukan, bukan karena pertumbuhan kendaraan bermotor aja yang membuat macet. tapi mereka yang tidak pernah mencari solusi, atau menjalankan solusi.

Bagikan saja, itu tidak berat