Saya, sang Provokator

Dua hari yang lalu, Saya menghubungi bapak saya via tlp.

Bapak saya adalah seorang petani sawit, beliau mengikuti program Transmigrasi yang di canangkan oleh  Presiden Soeharto.
Transmigrasi, adalah perpindahan penduduk dari wilayah yang berpopulasi padat ke wilayah hutan berpopulasi rendah guna pemerataan penduduk dan perbaikan ekonomi. jutaan penduduk dari pulau jawa di kirim ke pulau sumatra dan kalimantan untuk mengikuti program ini.

Diceritakan beliau, saat tinggal dikampung halaman (jawa), jangankan untuk menabung, untuk mencari makan aja susah karena terlalu tinggi tingkat kepadatan di pulau jawa. maka dari itu, beliau mencoba mengadu nasib mengikuti program Transmigrasi. dilokasi Transmigrasi (hutan belantara pada saat itu), perekonomian berangsur membaik dari tahun ke tahun berkat program pemerintah itu. hingga saat ini, beliau mampu menyekolahkan anak-anaknya, dan memiliki penghidupan yang layak.
jika tetap bertahan di pulau jawa, mungkin tidak seperti ini nasibnya.
Sujud syukur kepada Yang Maha Kuasa.

hingga dua hari yang lalu, saya menghubungi beliau.

-“piye kabare pak ? sehat ? rego sawit piro saiki ? ” (gimana kabarnya pak? sehat? harga sawit berapa sekarang?”

-“sehat, lagi hancur harga sawit,harga CPO anjlok, amergo krisis dunia, koe piye kabare ?”

-“apik pak, la kui sampe kapan krisis ngono? wah, iso merugi no..”

-“yo mbuh, nunggu pulih perekonomian dunia paling, di tambah petani sawit arep keneng pajak pemerintah”

Saya mencoba memprovokasi beliau dengan menjelek-jelekkan pemerintah.

-“ah., kui pemerintahe seng ra genah, ra iso ngatur ekonomi rakyate. wes rego mundak kabeh. malah rego sawit anjlok”

-“yo iki memang dunia seng lagi krisis, neng ndi ndi krisis, ora mung neng indonesia”

-“iku akal-akalan pemerintah wae, di apusi para petani, ngomong nek lagi krisis dunia”

-“yo kenyataane saiki ngono. lagi krisis. rego mundak kabeh, sawit turun. seng penting di irit-irit wae, nek gor nggo mangan yo in sha allah cukup, koe ngirit-irit yo neng kono”

-“iyo pak.”

sudah berulang-ulang saya memprovokasi beliau agar menyalahkan pemerintah. tapi gagal.

Beliau adalah salah satu rakyat yang terkena dampak langsung krisis ekonomi saat ini. saya juga kena 😀

pelajaran yang saya ambil. selama bisa mengatur keuangan, bisa menghemat, dan selalu bersyukur, semua akan berkecukupan.
masih bersyukur buat yang sempat celoteh sana sini nyalahin pemerintah di medsos, diluar sana, jangankan medsos, untuk nyari makan aja susah.
jadi, kuncinya cuma 1, bersyukur . in sha allah akan tercukupi.

Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

anto kateda
anto kateda
Bagikan saja, itu tidak berat