Tanggal 1 mei kemarin, tepatnya pukul 22.00 wib atau jam 10 malam, saya harus starter dan gas motor supra butut saya. Ya, menuju kantor. Padahal itu sudah malam dan hari libur nasional.
Hal ini terjadi setelah saya dapat pesan singkat, bahwa layanan *sensor* down dan tidak dapat diakses publik. Awalnya saya coba melakukan remote, tapi tidak bisa. Dan saya menduga server mengalami down.
Sesampainya dikantor, dugaan saya benar, dua keping harddisk server mengalami crash. Karena ini barang warisan, jadi tidak ada sistem mirror. Tapi untungnya saya sempat melakukan backup menggunakan script. Setelah cek semua dan melapor kepada atasan, kemudian saya kembali kerumah pukul 12 malam. Padahal, saya harus terbang ke Denpasar jam 8 pagi.
Sesampainya dirumah, malahan asam lambung saya kambuh, saya menahan penyakit itu sampai jam 6 pagi. Dan menghubungi rekan saya, bahwa saya batal ke Denpasar.
Walau batal ke Denpasar, tapi ada hikmahnya. Saya bisa konsentrasi untuk menghidupkan kembali layanan yang down. Karena layanan itu digunakan di penjuru Indonesia, maka akan menjadi lucu kalau downnya berlama-lama.
Pelajaran buat saya, mirror dan backup itu sangat penting dan memang harus segera dibangun untuk High Avaibility yang bagus.