tua tua keladi

Selain nongkrong depan layar monitor, yang cuma skrol mouse seliweran di dunia gaib maya, saya juga punya hobi lain yang sangat saya cintai.

bukan, bukan bola apalagi fotografi kayak orang-orang kekinian, bukan juga jadi anggota boy band, hobi saya yang satu ini lebih “menjerumuskan” saya ke masa dimana emak, bapak masih bujangan, pake celana panjang model kampak, dan model rambut keriting nggak karuan.

melihat usianya yang sudah renta terlindas jaman, dia masih kokoh berdiri tegap dengan tampan. se akan menampik anggapan seperti lagu yang liriknya

Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk hm…”

 oh, yang satu ini masih kekar.

oke, menemani sepanjang perjalan sehari-hari, lebaran kemarin dia harus menempuh perjalanan extra lelah yang seharusnya tidak ia kerjakan. tapi, karena kekokohan dan ketampanan beliau serta semangatnya, saya niatkan untuk mengajaknya jalan.
berbekal nekad, saya menempuh perjalanan bersamanya 6 jam lamanya melintasi berbagai kontur lintasan.

tua tua keladi
tua tua keladi

kalo jalan sama yang masih muda, sudah terlalu mainstream, atau mesinnya udah di upgrade jadi kekinian, sudah tidak heran. gimana kalo jalan sama mesin yang masih original karatan, ditambah dengan pengapian yang masih platina.?

sistem pengapian platina itu adalah sistem pengapian konvensional, yang kata orang susah, yang kata orang rewel . butuh waktu lama untuk mendapatkan titik optimal. tidak bersama saya, karena ia menari dengan indahnya dijalanan aspal hitam. 🙂

ini platina ku, mana platinamu ?

Bagikan saja, itu tidak berat